Beranda | Artikel
Beriman Kepada Malaikat
Sabtu, 2 Maret 2024

BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Beriman (percaya) kepada malaikat yaitu membenarkan dengan pasti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai malaikat-malaikat yang ada. Kita beriman kepada yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala namanya dari mereka seperti Jibril Alaihissallam dan kepada yang tidak kita ketahui namanya dari mereka, maka kita beriman kepada mereka secara umum. Dan kita beriman kepada apa yang kita ketahui dari sifat-sifat dan tugas-tugas mereka.

Malaikat dari sisi martabat/tingkatan: hamba-hamba yang dimuliakan, menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada sedikit pun dari mereka yang mempunyai keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Mereka adalah alam gaib (alam tidak nyata, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan mereka dari nuur (cahaya).

Malaikat dari sisi pekerjaan: menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertasbih kepada-Nya:

وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ (19) يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ  [الأنبياء/19- 20]

Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. [Al-Anbiyaa/21: 19-20].

Malaikat dari sisi ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka sifat tunduk secara sempurna terhadap perintah-Nya dan kekuatan dalam melaksanakannya. Mereka difitrahkan untuk berbuat taat:

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ [التحريم/6].

yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [At-Tahriim/66:6]

Jumlah Malaikat.
Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang bisa menghitung jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara mereka ada para pemikul arasy, penjaga-penjaga surga, penjaga-penjaga neraka, para pemelihara, para penulis dan selain mereka dan 70.000 dari mereka shalat setiap hari di Baitul-Ma’mur. Apabila mereka keluar, niscaya mereka tidak akan pernah kembali kepadanya.

Dalam cerita al-Mi’raaj, sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam  tatkala mendatangi langit ke tujuh, beliau bersabda:

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيهِمْ. متفق عليه.

lalu aku diangkat ke Baitul Ma’mur, aku bertanya kepada Jibril Alaihissallam, ia menjawab: ‘Ini adalah Baitul Ma’mur, setiap hari 70.000 orang malaikat shalat di dalamnya, apabila mereka keluar, niscaya mereka tidak akan pernah kembali kepadanya.‘ Muttafaqun ‘alaih.[1]

Nama-nama dan Tugas-tugas Para Malaikat
Malaikat adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan mereka untuk taat dan beribadah kepada-Nya. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara mereka ada yang Allah Subhanahu wa Ta’ala beritahukan kepada kita tentang nama-nama dan tugas-tugas mereka dan di antara mereka ada yang hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui tentang mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan tugas kepada mereka, di antara mereka adalah:

  1. Jibril Alaihissallam: Dia yang diwakilkan (ditugaskan) membawa wahyu kepada para Nabi dan rasul.
  2. Mikail Alaihissallam: Dia yang diwakilkan (diberi tugas) untuk menurunkan hujan dan tumbuhan.
  3. Israfil Alaihissallam: Dia yang diwakilkan (diberi tugas) meniup terompet. 
    • Mereka adalah para pembesar malaikat. Mereka diberi tugas dengan sebab-sebab kehidupan. Jibril ditugaskan dengan wahyu yang dengannya hidup semua hati. Mikail ditugaskan dengan hujan yang dengannya terjadi kehidupan bumi setelah matinya. Israfil ditugaskan meniup terompet yang dengannya terjadi kehidupan semua tubuh setelah matinya.
  4. Malik, penjaga neraka: Dia ditugaskan sebagai penjaga neraka.
  5. Ridhwan penjaga surga: Dia diwakilkan sebagai penjaga surga.

Di antara mereka ada Malakul maut yang ditugaskan mencabut ruh saat meninggal dunia.
Di antara mereka ada para pemikul arsy, penjaga-penjaga surga dan penjaga-penjaga neraka.
Di antara mereka adalah para malaikat yang ditugaskan menjaga anak cucu Adam Alaihissallam, menjaga amal perbuatan mereka, dan mencatatnya bagi setiap orang. Di antara mereka ada yang ditugaskan dengan seorang hamba secara terus menerus. Di antara mereka ada malaikat yang silih berganti siang dan malam. di antara mereka ada malaikat yang mengikuti majelis-majelis zikir. Di antara mereka ada malaikat yang ditugaskan dengan janin di dalam kandungan, mereka menulis rizqinya, amalnya, ajalnya, dan celaka atau keberuntungannya dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di antara mereka ada malaikat yang ditugaskan dengan memberikan pertanyaan kepada mayit di dalam kuburnya tentang Rabb-nya, agamanya, dan Nabinya. Dan selain mereka sangat banyak sekali yang tidak diketahui jumlahnya oleh selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menghitung segala sesuatu secara terperinci.

Tugas malaikat al-Kiraam al-Katibiin (Yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang mencatat amal-amal perbuatan manusia):

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan malaikat al-Kiram al-Katibiin dan menjadikan mereka sebagai penjaga terhadap kita. Mereka menulis segala perkataan, perbuatan dan niat. Setiap orang manusia disertai dua orang malaikat, sebelah kanan menulis kebaikan dan sebelah kiri menulis keburukan. Dan dua orang malaikat yang lain bertugas menjaga dan memeliharanya. Satu orang berada di belakangnya dan satunya berada di depannya.

1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

 قال الله تعالى: وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ  [الانفطار/10- 12]

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Infithaar/82:10-12]

2. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وقال الله تعالى: إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ  [ق/17- 18]

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qaaf/50:17-18]

3. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ [الرعد/ 11].

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Ar-Ra’ad/13:11]

4. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ- صلى الله عليه وسلم- قَالَ: يَقولُ اللهُ: إذَا أَرَادَ عَبْدِي أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَلا تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَا، فَإنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا بِمِثْلِهَا، وَإنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِي فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً، وَإذَا أَرَادَ أَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً، فَإنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا له بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ». متفق عليه.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Apabila hambaku ingin melakukan kejahatan, maka janganlah kamu menulis kejahatan itu atasnya sampai dia melakukannya. Jika dia melakukannya maka tuliskan seumpamanya. Dan jika dia meninggalkannya karena Aku, maka tulislah untuknya satu kebaikan. Dan jika dia ingin melakukan kebaikan, lalu tidak mengerjakannya, maka tulislah baginya satu kebaikan. Dan jika dia melakukannya maka tulislah baginya dengan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat.” Muttafaqun ‘alaih.[2]

Besarnya bentuk Malaikat.
Dari Jabir Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلائِكَةِ اللهِ مِنْ حَمَلَةِ العَرْشِ إنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ. أخرجه أبو داود

Aku diberi izin menceritakan tentang satu malaikat dari malaikat-malaikat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari malaikat pemikul arasy. Sesungguhnya (jarak) di antara daun telinga bagian bawahnya sampai ke pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus tahun.” HR. Abu Daud.[3]

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أن محمداً- صلى الله عليه وسلم- رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ. متفق عليه

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat Jibril Alaihissallam, ia mempunyai enam ratus sayap. Muttafaqun ‘alaih.[4]

Manfaat beriman kepada Malaikat.
1. Mengetahui kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, kekuasaan, kekuatan, dan hikmah-Nya. Dia telah menciptakan malaikat yang tidak mengetahui jumlah mereka selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia Subhanahu wa Ta’ala menjadikan di antara mereka pemikul arsy, yang salah satu dari mereka jarak di antara daun telinganya bagian bawah sampai pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus rahun. Bagaimana dengan besarnya arsy? Dan bagaimana kebesaran yang berada di atas arasy. Maha suci yang :

وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ  [الجاثية/37]

Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Al-Jatsiyah/45:37]

2. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya atas perhatian-Nya terhadap anak cucu Adam Alaihissallam dimana Dia Subhanahu wa Ta’ala telah mewakilkan dari kalangan malaikat untuk bertugas menjaga mereka, menolong, dan mencatat amal perbuatan mereka.

3. Mencintai malaikat atas apa yang mereka lakukan yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdoa, dan meminta ampunan untuk kaum mukminin, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang para pemikul arsy dan yang berada di sekitarnya:

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (8) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  [غافر/7- 9]

(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”. (QS. Ghaafir:7-9)

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaqun ‘alaih. HR. al-Bukhari no.3207 dan lafazh ini baginya, dan Muslim no (162).
[2] Muttafaqun  ‘alaih. Al-Bukhari no 7501 dan ini lafazdnya, dan Muslim no. 128
[3] Shahih. HR. Abu Daud no.4727, Shahih Sunan Abi Daud no. 3953. lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 151.
[4] Muttafaqun ‘alaih. HR. al-Bukhari no 4857 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 174.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/100424-beriman-kepada-malaikat.html